Pada tanggal 21 Februari 2025, sebuah peristiwa yang mengundang perhatian terjadi di Pantai Berawa, Kabupaten Badung, Bali. Seekor paus Bryde, yang diduga masih berstatus remaja (juvenil), terdampar di pesisir pantai. Kejadian ini memicu langkah-langkah koordinasi cepat untuk menangani paus yang terdampar dan juga memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian satwa laut, khususnya paus yang termasuk dalam kategori satwa yang dilindungi.

Sekitar pukul 15.15 WITA, warga melaporkan keberadaan paus yang tampak kesulitan di laut sebelum akhirnya terdampar. Tim dari Yayasan Westerlaken Alliance Indonesia (YWAI) segera turun ke lokasi untuk melakukan penanganan. Dipimpin oleh dokter hewan Abd Latif Muhammad dan rekannya Ananda Gusti Nuadi, tim melakukan koordinasi, pemeriksaan, pengambilan sampel, serta dokumentasi kejadian.
Paus jantan sepanjang 8,56 meter tersebut sudah mengalami pembusukan tingkat lanjut (kode 4), namun tetap dapat diidentifikasi sebagai Paus Bryde (Balaenoptera brydei), salah satu spesies yang termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi.
Sebagai satwa yang dilindungi, paus yang terdampar harus ditangani sesuai prosedur. Yayasan Westerlaken Alliance Indonesia bekerja sama dengan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Balai Konservasi Sumber Daya Alam serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung untuk melakukan evakuasi dan penguburan paus di lokasi aman.
Sayangnya, beberapa warga sempat mengambil bagian tubuh paus seperti tulang, yang merupakan pelanggaran hukum berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Edukasi kepada masyarakat mengenai hukum ini menjadi langkah penting dalam upaya perlindungan satwa laut.
Paus Bryde, bagian dari keluarga Balaenopteridae, dapat ditemukan di perairan hangat dan subtropis di berbagai wilayah dunia. Berdasarkan daftar merah IUCN, spesies ini masuk kategori Least Concern (LC), tetapi tetap membutuhkan perhatian konservasi karena rentan terhadap ancaman seperti polusi laut, perburuan ilegal, dan perubahan iklim.

Kesadaran dan keterlibatan masyarakat sangat penting dalam menjaga kelestarian satwa laut. Edukasi mengenai dampak negatif eksploitasi satwa terdampar perlu ditingkatkan, khususnya bagi komunitas pesisir yang sering berinteraksi dengan mamalia laut.
Kasus paus Bryde yang terdampar di Pantai Berawa mengingatkan kita akan pentingnya konservasi satwa laut. Meskipun tidak termasuk kategori spesies yang terancam punah secara kritis, perlindungan terhadap paus Bryde harus tetap menjadi prioritas. Dengan sinergi antara organisasi konservasi seperti YWAI, pemerintah, dan masyarakat, kita dapat menjaga keseimbangan ekosistem laut serta memastikan kelangsungan hidup satwa laut di perairan Indonesia.
Penulis : drh. Abd Latif Muhammad
Editor : Ananda Nuadi
Comments